Kamis, 29 Oktober 2009

Ketika Pria putus cinta …

Beberapa penelitian membuktikan tingkat depresi, stress, dan kecemasan pria lebih parah ketimbang wanita pasca putus cinta, hal ini kemungkinan disebabkan karena karakteristik sifat pria.

Simak penjelasannya:

Pria Kerap Menutupi Sakit Hatinya

Hey, masa seorang pria nangis. Mungkin begitulah yang terlintas dibenak pria. Pelampiasannya paling pergi bersama beberapa teman pria dan berakhir mabuk-mabukan. Intinya, pria kadang enggan menunjukkan perasaan sedihnya ketika putus dengan sang kekasih. Ia merasa harus selalu tampak tegar.

Sedangkan wanita kebanyakan langsung menangis atau curhat pada sahabat begitu cintanya diputus. Begitu juga ketika memutuskan cinta, wanita biasanya berbicara apa adanya dan langsung mengeluarkan apa isihatinya. Intinya, wanita berani menghadapi rasa sedihnya sedangkan pria banyak menahan reaksi atau perasaannya. Alhasil, semuanya menumpuk dan sulit dibuang.

Pria Tidak Punya Banyak Teman
Begitu mengalami patah hati, hampir seluruh wanita langsung mengungkapkan isi hati atau bercerita kepada teman terdekatnya. Teman tersebut bisa saja ibu, sahabat, tetangga, teman kantor, atau bahkan supir taksi yang dinaikinya setelah meninggalkan sang pacar. Penelitian membuktikan pria kerap menggantungkan kedekatan emosionalnya pada sang pacar. Sedangkan wanita punya sejuta tempat selain sang kekasih.

Pria lebih sering memendam perasaannya dan berusaha meyakinkan dirinya

sendiri kalau ia baik-baik saja. Setidaknya baru enam bulan kemudian pria tersebut menyadari dan berani mengungkapkan pada teman-temandekatnya kalau ia ingin kembali pada sang kekasih.

Pria Benci Awal yang Baru
Begitu putus, pria umumnya merasakan sedikit kegembiran. Bisa berkencan dan menggoda banyak wanita. Berburu kekasih baru dan lain-lain. Tapi setelah kencan pertama, kedua, dan ketiga, akhirnya rasa jenuh pun melanda. Ia pun menyadari masih panjang jalannya untuk menemukan kenyamanan yang sama seperti pada kekasihnya dulu.

Menurut penelitian, secara mental umumnya wanita lebih siap menghadapi putus cinta sedangkan pria jarang berpikir hubungan akan berakhir. Dan umumnya, pria baru menyadari betapa berharga mantan kekasihnya danbetapa ia kehilangan dirinya setelah berbulan-bulan putus cinta. Hasilnya, sang wanita sudah jauh memulihkan diri dan semuanya sudah terlambat.

Pria Berpatok Pada Khayalan
Putus cinta juga kerap disebabkan karena pria merasa bosan dengan kekasihnya, kencan yang sama, pertengkaran yang sama, dan hal-hal lain yang lama-lama membuatnya jenuh. Begitu putus, ia berpikir akan langsung bertemu dan berkencan dengan banyak wanita. Walau mimpi tersebut benar-benar terjadi diam-diam ia merasa kehilangan keintiman dan kenyamanan yang sebelumnya ia dapat dari sang mantan pacar.


Penelitian membuktikan, wanita umumnya lebih cepat menyadari kalau fondasi dari hubungan yang awet adalah keintiman. Sedangkan priau mumnya lebih memikirkan seks sehingga akhirnya mereka salah orientasi.

Putus Cinta, Pria yang Lebih Merana

Jakarta Walau wanita menangis tersedu-sedu sedangkan pria hanya diam, bukan berarti kaum adam ini kuat menghadapi putus cinta. Malah menurut sebuah penelitian, pria selalu lebih cengeng ketimbang wanita. Beberapa penelitian membuktikan tingkat depresi, stress, dan kecemasan pria lebih parah ketimbang wanita pasca putus cinta. Dilansir yahoo, Jumat (20/4/2007), hal ini kemungkinan disebabkan karena karakteristik sifat pria. Simak penjelasannya: Pria Kerap Menutupi Sakit HatinyaHey, masa seorang pria nangis. Mungkin begitulah yang terlintas di benak pria. Pelampiasannya paling pergi bersama beberapa teman pria dan berakhir mabuk-mabukan. Intinya, pria kadang enggan menunjukkan perasaan sedihnya ketika putus dengan sang kekasih. Ia merasa harus selalu tampak tegar. Sedangkan wanita kebanyakan langsung menangis atau curhat pada sahabat begitu cintanya diputus. Begitu juga ketika memutuskan cinta, wanita biasanya berbicara apa adanya dan langsung mengeluarkan apa isi hatinya. Intinya, wanita berani menghadapi rasa sedihnya sedangkan pria banyak menahan reaksi atau perasaannya. Alhasil, semuanya menumpuk dan sulit dibuang. Pria Tidak Punya Banyak Teman Begitu mengalami patah hati, hampir seluruh wanita langsung mengungkapkan isi hati atau bercerita kepada teman terdekatnya. Teman tersebut bisa saja ibu, sahabat, tetangga, teman kantor, atau bahkan supir taksi yang dinaikinya setelah meninggalkan sang pacar. Penelitian membuktikan pria kerap menggantungkan kedekatan emosionalnya pada sang pacar. Sedangkan wanita punya sejuta tempat selain sang kekasih. Pria lebih sering memendam perasaannya dan berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau ia baik-baik saja. Setidaknya baru enam bulan kemudian pria tersebut menyadari dan berani mengungkapkan pada teman-teman dekatnya kalau ia ingin kembali pada sang kekasih. Pria Benci Awal yang Baru Begitu putus, pria umumnya merasakan sedikit kegembiran. Bisa berkencan dan menggoda banyak wanita. Berburu kekasih baru dan lain-lain. Tapi setelah kencan pertama, kedua, dan ketiga, akhirnya rasa jenuh pun melanda. Ia pun menyadari masih panjang jalannya untuk menemukan kenyamanan yang sama seperti pada kekasihnya dulu. Menurut penelitian, secara mental umumnya wanita lebih siap menghadapi putus cinta sedangkan pria jarang berpikir hubungan akan berakhir. Dan umumnya, pria baru menyadari betapa berharga mantan kekasihnya dan betapa ia kehilangan dirinya setelah berbulan-bulan putus cinta. Hasilnya, sang wanita sudah jauh memulihkan diri dan semuanya sudah terlambat. Pria Berpatok Pada Khayalan Putus cinta juga kerap disebabkan karena pria merasa bosan dengan kekasihnya, kencan yang sama, pertengkaran yang sama, dan hal-hal lain yang lama-lama membuatnya jenuh. Begitu putus, ia berpikir akan langsung bertemu dan berkencan dengan banyak wanita. Walau mimpi tersebut benar-benar terjadi diam-diam ia merasa kehilangan keintiman dan kenyamanan yang sebelumnya ia dapat dari sang mantan pacar. Penelitian membuktikan, wanita umumnya lebih cepat menyadari kalau fondasi dari hubungan yang awet adalah keintiman. Sedangkan pria umumnya lebih memikirkan seks sehingga akhirnya mereka salah orientasi.

pertama kali menggunakan blog

ini adalah pengalaman pertama saya menggunakan blog, tadinya saya tidak tahu apa itu yang namanya blog?
blog ternyata menyenangkan buat kita-kita yang suka menulis, alasan saya ingin mencoba menggunakan blog pribadi adalah saya ingin menuangkan semua emosi saya, baik senang, sedih, marah atau apa.
karena selama ini saya selalu menyimpan perasaan ini didalam diriku sendiri...
mungkin tidak baik juga baik kesehatan selalu menyimpan semua emosi... makanya saya mencoba menuangkan semua emosi saya dalam bentuk tulisan atau apa...
saya ingin menggunakan sarana blog pribadi ini sebagai temen berbagi saya, temen curahan hati saya...
jujur saya mulai mencoba menulis karena sudah terlalu berat beban yang harus saya simpen di dalam perasaan saya...
saya pengen teriak-teriak, ketawa-ketawa, marah-marah,dan juga menangis... tapi semua itu tidak mungkin dapat saya lakukan mengingat saya seorang pengecut yang selalu menyembunyikan semua perasaan saya, mungkin karena sudah dari dulu saya cuma bisa bilang "IYA"... saya tidak punya keberanian buat bilang "TIDAK"
mungkin saya tipikal orang yang suka menyembunyikan emosi...
saya takut jika terus-terusan saya pendem nantinya malah bisa jadi bumerang buat saya sendiri... kalo saya sudah penat akan suatu masalah biasanya saya gampang banget marah meledak2, nangis terpingkal-pingkal...
mungkin saya lebih suka mengurung diri dalam kamar sambil nangis sepuas2nya... tapi apakah itu ada manfaatnya????
semua orang tidak akan pernah tahu apa sih sebenarnya yang saya mau?
apasih keinginanku?
apasih masalah yang sedang saya alami?
karena saya selalu menyimpan semuanya. saya pengen punya orang yang bisa tahu tentang aku, bisa ngerti mau aku, tapi sampai sekarang saya belum mendapatkannya...
mungkin karena saya selalu dikecewain sama orang-orang yang sudah saya sayangi...
masih adakah kepercayaan buat di hati saya buat menerima orang lain???
saya sendiri tidak tahu jawabannya... karena saya selalu ditinggalkan sama orang-orang yang saya sayangi...
saya sangat seneng bisa nulis... baru kali ini saya merasa seneng bisa curhat sambil nangis walaupun cuma satu arah...
mungkin saya bakal sering nulis-nulis sesuatu disini...
buat sekarang saya merasa nyaman bisa menuangkan isi hati saya di tulisan...
aku bukan orang yang berbakat buat menulis, tapi saya mencoba bernuat lebih baik lagi, saya bingung mau ngomong apa lagi...
mungkin cukup sekian dulu tentang pengalaman saya tentang blog pribadi saya ini...